لَيَبْلُغَنَّ هَذَا اْلأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَلاَ يَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ إِلاَّ أَدْخَلَهُ اللهُ هَذَا الدِّينَ بِعِزِّ عَزِيزٍ أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ عِزًّا يُعِزُّ اللهُ بِهِ اْلإِسْلاَمَ وَذُلاًّ يُذِلُّ اللهُ بِهِ الْكُفْرَ
Imam Ahmad mengeluarkan hadis di atas di dalam al-Musnad dari Abu al-Mughirah dari Shafwan ibn Sulaim, dari Sulaim ibn ‘Amir, dari Tamim ad-Dari. Al-Haytsami di Majma’ az-Zawâ’id berkomentar, “rijâl (para perawi) Ahmad rijâl ash-shahîh.”
Riwayat yang sama juga dikeluarkan oleh al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubrâ dan ath-Thabrani dalam Musnad asy-Syamiyîn. Al-Hakim mengeluarkannya di al-Mustadrak ‘alâ Shahihayn dari Ahmad ibn Muhammad ibn Salamah al-‘Atari dari Utsman ibn Sa’id ad-Darimi dari Abu al-Yaman al-Hakam ibn Nafi’ dari Shafwan ibn Amrudari Sulaim ibn ‘Amir dari Tamim ad-Dari. Al-Hakim mengatakan, “Hadis ini sahih menurut syarat syaikhayn (Bukhari dan Muslim).”
Riwayat yang sama hingga Abu al-Yaman juga dikeluarkan oleh al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubrâ; Ibn Bisyran dalam al-Amâlî; dan Abu ‘Urubah al-Harani dalam al-Muntaqa min Kitâb Thabaqât.
Al-Miqdad ibn al-Aswad al-Kindiy juga menuturkan hadis senada. Ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda :
لاَ يَبْقَى عَلَى ظَهْرِ اْلأَرْضِ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ إِلاَّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ كَلِمَةَ الْإِسْلاَمِ بِعِزِّ عَزِيزٍ أَوْ ذُلِّ ذَلِيلٍ إِمَّا يُعِزُّهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَيَجْعَلُهُمْ مِنْ أَهْلِهَا أَوْ يُذِلُّهُمْ فَيَدِينُوْنَ لَهَا
Tidak akan tersisa di muka bumi ini satu rumah pun baik di kota atau di kampung kecuali Allah akan memasukkan ajaran Islam di dalamnya dengan kemuliaan yang dimuliakan atau kehinaan yang dihinakan. Allah akan memuliakan mereka sehingga mereka menjadi pemeluknya atau sebaliknya menghinakan mereka sehingga mereka tunduk kepada Islam (HR. Ahmad, al-Baihaqi, al-Hakim, Ibn Hibban, al-Haytsami, Ibn Mandah dan al-Ashbahani)
Dalam redaksi ath-Thabrani dinyatakan :
…إِمَّا يُعِزُّهُمْ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى الإِسْلامِ، وَإِمَّا يُذِلُّهُمْ فَيُؤَدُّوا الْجِزْيَةَ
…Boleh jadi Allah akan memuliakan mereka dan menunjuki mereka pada Islam. Boleh jadi pula Dia menghinakan mereka sehingga mereka membayar jizyah (HR. ath-Thabrani)
Hadis ini dikeluarkan oleh Ahmad dalam al-Musnad; al-Bayhaqi dalam Sunan al-Kubrâ; al-Hakim dalam al-Mustadrak dan ia berkomentar, “Hadis ini sahih menurut syarat syaikhayn (Bukhari dan Muslim) sekalipun tidak dikeluarkan oleh keduanya”; Ibn Hibban dalam Shahîh Ibn Hibbân, ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabîr dimana al-Haytsami berkomentar, “Para perawi ath-Thabrani adalah perawi sahih”; al-Haytsami dalam Mawârid azh-Zhumân; Ibn Mandah dalam at-Tawhîd dan al-خmân; dan Isma’il Ibn Muhammad ibn al-Fadhl at-Tamimi al-Ashbahani dalam Dalâ’il an-Nubuwah.
Abu Tsa’labah al-Khasyani menuturkan, Rasulullah jika pulang dari peperangan atau perjalanan, beliau datang ke masjid lalu shalat dua rakaat, lalu memuji Fathimah, kemudian mendatangi isteri-isterinya. Suatu ketika Beliau pulang dan keluar dari masjid maka Fathimah menemui beliau di pintu rumah. Fathimah kemudian mencium kedua bibir dan mata beliau, lalu ia menangis. Rasul bertanya kepadanya, “Putriku, apa yang membuatmu menangis?” Ia menjawab : “ya Rasul, aku melihatmu kusut, letih dan pakaianmu lusuh.” Rasul bersabda :
فَلاَ تَبْكِيْ ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ بَعَثَ أَبَاكَ ِلأَمْرٍ لاَ يَبْقَى عَلَى ظَهْرِ اْلأَرْضِ بَيْتُ مَدَرٍ ، وَلاَ شَعْرٍ إِلاَّ أَدْخَلَ اللهُ بِهِ عِزًّا أَوْ ذُلاًّ حَتىَّ يَبْلُغَ حَيْثُ بَلَغَ اللَّيْلُ
Jangan menangis, karena sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah mengutus ayahmu untuk satu perkara tidak tersisa di muka bumi ini satu rumah di
Hadis ini dikeluarkan oleh al-Hakim di al-Mustadrak. Ia berkomentar : hadis ini sanadnya sahih, sekalipun mereka (Bukhari dan Muslim) tidak mengeluarkannya. Ath-Thabrani mengeluarkan hadis ini di dalam Mu’jam al-Kabîr dan Musnad asy-Syamiyîn.
Ketiga riwayat di atas diriwayatkan setidaknya oleh tiga orang sahabat, lalu tiga orang Tâbi’în, lalu sembilan Tâbi’ at-Tâbi’în, dan 16 orang generasi sesudahnya. Semuanya memberikan satu makna, yaitu berita gembira bahwa Islam akan masuk ke setiap rumah di muka bumi ini. Faktanya, masih banyak wilayah di muka bumi ini yang belum pernah dimasuki oleh Islam; misalnya wilayah Eropa Barat, Amerika, Australia, Indo Cina, Asia Timur, Cina, Rusia dan banyak wilayah Afrika.
Masuknya Islam ke setiap rumah dijelaskan dalam riwayat al-Miqdad ibn al-Aswad al-Kindi, yaitu dalam bentuk penduduknya memeluk Islam, atau mereka
tunduk pada sistem Islam dan membayar jizyah. Dalam konteks kedua ini, mereka tidak tunduk pada ajaran Islam, melainkan mereka tunduk atau ditundukkan-untuk tidak dikatakan dihinakan– pada hukum (sistem) Islam dengan membayar jizyah.
Semua konteks tersebut menunjukkan ketundukan pada pemerintahan Islam yakni Khilafah Islamiyah. Jadi ketiga riwayat diatas menunjukkan bahwa Khilafah Islamiyah memang akan ada, tegak kembali dan kekuasaannya akan membentang luas di muka bumi ini. Wallâh a’lam wa ahkam. [Yahya Abdurrahman]
Diambil dari http://www.hizbut-tahrir.or.id
0 comments:
Post a Comment